SPESIAL: Lima Duel Indonesia-Malaysia Paling Diingat - Jelang laga penuh gengsi antara Indonesia kontra Malaysia, Goal Indonesia menyajikan duel kedua tim yang paling diingat. Timnas Indonesia dijadwalkan bakal kembali bentrok dengan seteru abadi Malaysia
pada laga uji coba internasional di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, 14
September nanti. Seperti diketahui, pertemuan kedua tim selalu
menyuguhkan gengsi tersendiri.
Laga nanti akan menjadi edisi
ke-87 bentrok kedua tim sejak pertama kali bertemu pada turnamen Merdeka
1957, ketika Malaysia masih bernama Malaya. Nah, dari puluhan pertemuan
tersebut, Goal Indonesia mencoba menyajikan duel kedua tim yang paling diingat.
Paling
diingat, karena duel ini menyajikan sebuah pertarungan untuk
memperebutkan gelar juara maupun penentu ke langkah berikutnya bagi
kedua tim. Berikut ulasannya:
FINAL SEA GAMES 1979 |
Ini merupakan untuk pertama kalinya timnas Indonesia lolos ke final
SEA Games dari dua kali keikutsertaan mereka di ajang ini. Yang membuat
paling berkesan adalah, laga tersebut dimainkan di Stadion Utama Gelora
Bung Karno, Jakarta. Indonesia pun sudah didukung puluhan ribu
pendukungnya langsung di stadion.
Namun, harapan itu pupus saat
blunder Ronny Pattinasarani pada menit ke-21 berhasil dimanfaatkan
Mokhtar “Super-Mokh” Dahari untuk menjadi gol. Suporter Indonesia harus
menerima kenyataan pahit tim kesayangannya dipecundangi di kandang
sendiri oleh musuh bebuyutan.
FINAL SEA GAMES 1987 |
Pada laga ini timnas Indonesia berhasil menghapuskan dahaga gelar,
dengan merebut medali emas cabang sepakbola SEA Games untuk pertama
kalinya. Yang paling istimewa adalah, mereka berhasil mendapatkan itu di
kandang sendiri dengan mengalahkan seteru abadi Malaysia, skor tipis
1-0, lewat gol Ribut Waidi.
Sontak, seluruh pecinta sepakbola Indonesia ketika itu begitu
mengelu-elukan skuat asuhan Bertje Matulapelwa. Ini seakan menjadi obat
sakit hati ketika ditaklukkan oleh Malaysia di final SEA Games 1979.
SEMI-FINAL PIALA AFF 2004 |
Laga ini menjadi paling berkesan karena timnas Indonesia berhasil membungkam Harimau Malayadi
kandangnya. Padahal, ketika itu Indonesia datang ke Stadion Bukit Jalil
dengan modal kekalahan 2-1 di leg pertama. Namun, skuat asuhan Peter
Withe mengubah rasa pesimistis masyarakat Indonesia dengan kemenangan
fantastis yang berujung euforia.
Bagaimana tidak, sempat tertinggal 1-0, Kurniawan Dwi Yulianto dan
kawan-kawan berhasil membalikkan keadaan menjadi 4-1. Alhasil, Indonesia
melenggang ke final untuk bertemu Singapura. Meski akhirnya tetap gagal
merengkuh juara.
FINAL PIALA AFF 2010 |
Di tengah euforia yang membuncah begitu besar, timnas Indonesia
ketika itu sangat diunggulkan untuk menjadi juara. Terlebih, Indonesia
yang saat itu dilatih Alfred Riedl sebelumnya sudah menaklukkan Malaysia
di fase grup dengan skor telak 5-1. Yang lebih mengesankan adalah, laga
ini penuh intrik dengan adanya laser dari penonton Malaysia yang
ditujukan kepada kiper Markus Haris Maulana di leg pertama. Hal ini
semakin menambah “panas” duel penuh gengsi itu.
Indonesia yang
diperkirakan bisa membawa pulang minimal hasil imbang, malah kalah tiga
gol tanpa balas. Meski menang di Jakarta dengan skor 2-1, masyarakat
Indonesia kembali harus menerima kenyataan pahit melihat kembali
Malaysia berpesta di SUGBK.
FASE GRUP B PIALA AFF 2012 |
Bisa dibilang, Indonesia yang tampil di Piala AFF edisi ini datang
dengan persiapan dan skuat seadanya. Mengingat, klub-klub ISL tidak
melepas pemainnya ke timnas lantaran ada konflik organisasi PSSI. Di
laga terakhir melawan Malaysia, Indonesia hanya butuh hasil imbang untuk
lolos ke semi-final.
Hebatnya, puluhan ribu suporter Indonesia
yang mayoritas merupakan TKI di sana tetap berani datang ke Stadion
Bukit Jalil untuk mendukung langsung tim kesayangan mereka. Dengan
antusias para suporter itu membalas setiap sindiran dari Ultras Malaya,
dengan nyanyian penuh semangat yang ditujukan kepada skuat Nilmaizar.
Sayang,
Indonesia tetap harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skor 2-0.
Ini juga menjadi Piala AFF terakhir bagi striker veteran Bambang
Pamungkas yang memutuskan pensiun dari timnas Indonesia pada 1 April
2013.